HONG KONG: China ingin bekerja dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk menentang politisasi olahraga, kata Perdana Menteri Li Qiang, setelah protes atas hak asasi manusia dan pemutaran lagu terkait protes Hong Kong di beberapa acara yang membuat marah Beijing.
Perdana Menteri Li membuat komentar tersebut pada pertemuan dengan kepala IOC Thomas Bach di Beijing akhir pekan lalu, menurut kantor berita pemerintah Xinhua.
Komentar Li muncul setelah negara-negara termasuk Kanada, Amerika Serikat dan Inggris mengadakan boikot diplomatik terhadap pertandingan Olimpiade Musim Dingin di Beijing tahun lalu karena kekhawatiran tentang hak asasi manusia China. China pada saat itu menyebut boikot itu sebagai “postur politik” dan kampanye kotor.
“Li mengatakan bahwa China bersedia bekerja sama dengan IOC untuk menentang politisasi olahraga dan memberikan kontribusi yang lebih besar pada gerakan Olimpiade,” lapor Xinhua.
Bach mengatakan China memainkan peran penting dalam menjaga perdamaian dunia dan mempromosikan pembangunan bersama dan IOC bersedia memperkuat kerja sama dengan China untuk mempromosikan pengembangan gerakan Olimpiade.
Beijing telah berulang kali mengatakan menentang segala upaya untuk mempolitisasi acara olahraga.
Setelah pertandingan antara Hong Kong dan Iran pada kejuaraan Hoki Es Dunia di Bosnia pada bulan Februari, sebuah lagu yang terkait dengan protes anti-pemerintah Hong Kong pada tahun 2019 dimainkan sebagai pengganti lagu March of the Volunteers China, yang mengakibatkan kecaman dari otoritas pemerintah dan protes. penyelidikan.
Kejadian serupa terjadi saat pertandingan antara Hong Kong dan Korea Selatan di turnamen seri Asian Rugby Seven di Incheon November lalu saat lagu protes dimainkan.
Pemerintah Hong Kong menyesalkan pemutaran lagu yang salah dan sejak itu mengeluarkan seperangkat pedoman untuk tim olahraga di kota itu untuk memastikan lagu kebangsaan dimainkan dengan benar.
Posted By : keluar hk